Annie Savitri, Sang Pelopor Kecantikan Alami

Nama Annie Savitri mungkin sudah tidak asing bagi pembaca yang rutin mengikuti perkembangan mode dan kecantikan. Sosok perempuan kelahiran Jakarta, 28 September 1969 ini telah menjadi salah satu ikon industri kecantikan tradisional selama satu dekade terakhir.

Kini Annie disibukkan dengan usaha spa dan klinik kecantikan bernama Andaru yang ia rintis bersama dua orang partnernya, Diana Pungky dan Levita Supit, sejak tahun 2011 lalu.

Kepada Perempuan.com, Annie memaparkan suka dukanya dalam menjalankan bisnis perawatan kecantikan yang ia tekuni. Tak lupa, ia juga memberikan bocoran akan rahasia awet muda dan kulit bercahaya yang ia miliki.

Berikut petikan wawancara yang berlangsung di tempat usahanya yang terletak di bilangan Kemang, Jakarta Selatan.

Kesibukan apa yang sekarang Anda jalani?

Sekarang masih aktif mengurus spa dan klinik kecantikan saya, Andaru. Spa yang saya rintis ini berkonsep menjaga keseimbangan jiwa, raga, dan sukma.

Setelah berjalan setahun, seiring meningkatnya permintaan, perawatan yang sifatnya correction seperti perawatan aesthetic dan anti aging kami sediakan. Selain itu, saya juga sedang sibuk mengurus satu spa lagi yang bernama Anindya yang terletak di pulau Bintan.

Kenapa kok sampai jauh-jauh ekspansi ke Bintan, apa pertimbangannya?

Pertimbangannya ialah market. Kalau kita mau memperkenalkan spa Indonesia, selain Bali ialah di Bintan. Ketika singgah di hotel, pendatang yang berkunjung di situ kebanyakan mencari layanan spa atau golf. Jadi faktor permintaannya besar.

Sebelumnya Anda sudah malang melintang mengurus Taman Sari Royal Heritage Spa dari Mustika Ratu selama kurang lebih 10 tahun. Apa yang mendasari Anda untuk melepaskan diri dan mendirikan usaha yang baru?

Saya ingin membuat sebuah tempat spa yang memiliki cita rasa Indonesia secara menyeluruh. Kalau di tempat yang lama, konsepnya murni hanya javanese spa. Padahal jika saya lihat, banyak sekali model perawatan tubuh lain yang berasal dari luar Jawa yang potensial untuk dikembangkan, seperti dari Kalimantan atau Sumatra.

Selain itu, saya juga hendak menghadirkan layanan perawatan korektif seperti mengatasi penuaan dini. Di tempat yang lama tak mungkin saya dapat mengembangkan konsep seperti ini. Hal-hal itulah yang kemudian mendasari saya untuk membangun wadah baru yang dapat mengakomodasi keinginan saya tadi.

Sebenarnya apa yang membuat Anda tertarik untuk menekuni usaha di bidang spa? Apa sih yang menarik dari sini?

Pada dasarnya karena hobi. Sejak remaja saya suka berdandan dan styling sendiri. Kemudian waktu kuliah saya sempat menjadi model dan make up artist untuk iklan. Saat menjadi make up artist pun saya belajar secara otodidak. Jadi basic layanan di bidang kecantikan sudah saya miliki sejak kuliah. Semua dilandasi karena hobi.

"Kiatnya adalah hidup sehat. Saya selalu menghindari gorengan dan rutin olahraga, setidaknya seminggu sekali sampai saat ini."
“Kiatnya adalah hidup sehat. Saya selalu menghindari gorengan dan rutin olahraga, setidaknya seminggu sekali sampai saat ini.”

Mulai kapan Anda sadar mengenai pentingnya perawatan tubuh?

Dari remaja, kira-kira sewaktu saya duduk di bangku SMA. Saat itu saya sudah terbiasa melakukan lulur. Entah mengapa kalau tidak luluran saya merasa kurang bersih. Itu sudah menjadi suatu kebutuhan.

Kemudian ibu saya juga ikut memberi pengaruh dengan sering mengajak saya ke salon. Dari situ saya jadi tahu mengenai berbagai aktivitas kecantikan yang dapat dikerjakan.

Menurut pandangan Anda, apa keunggulan spa Indonesia dengan produk spa di negara kawasan yang lain, khususnya di Asia?

Keunggulannya bermacam-macam. Variasinya banyak dan sifatnya holistik. Spa dari Indonesia ini merupakan hasil dari budaya Timur yang menekankan pada pengolahan jiwa. Ada sesi tertentu seperti meditasi, transfer energi, dan pembacaan doa.

Kemudian dari faktor ragam herbal dan formula yang digunakan dalam perawatan tubuh. Produknya banyak sekali dan tersebar merata di penjuru negeri. Khasiatnya pun berbeda-beda. Itulah yang saya pikir keunikan dari spa Indonesia yang belum tentu dimiliki oleh negara lain.

Selama lebih dari satu dekade berkutat dengan manajemen spa, apa tantangan terberat yang Anda rasakan saat mengurus bisnis ini?

Di awal-awal saya menekuni bidang ini, untuk mencari klien itu susah. Saat itu pemahaman tentang spa belum begitu tepat di masyarakat. Jadi waktu itu kami giat melakukan sosialisasi akan layanan spa yang benar, termasuk memaparkan perbedaan antara spa dengan salon. Jadi di awal tantangannya ialah membentuk persepsi positif masyarakat terhadap spa.

Tantangan yang kedua sekarang ada di faktor sumber daya manusia. Untuk menjadi terapis yang baik harus memiliki standar yang jelas dan baku. Jadi kita harus membuat standarisasi yang tepat supaya kemampuan yang dimiliki antara terapis satu dengan terapis yang lain tidak jauh berbeda.

Khusus untuk industri kecantikan, tantangannya sekarang ialah teknologi yang semakin berkembang cepat dari waktu ke waktu. Maka setiap enam bulan sekali kita harus siap membentuk kreasi baru.

Anda setuju tidak dengan anggapan bahwa untuk menjadi cantik itu harus mahal?

Saya rasa tidak ya. Saya lihat banyak produk kecantikan yang harganya terjangkau. Dibilang murah sih tidak, tapi terjangkau sesuai dengan segmentasi pasarnya. Hanya tinggal menjalankan prosesnya.

Ada orang yang rajin merawat dan menjaga kulitnya. Ada pula yang terkesan cuek. Jadi itu tergantung pribadinya masing-masing. Perawatan akan menjadi lebih murah kalau sebelumnya sudah dilakukan dan dijaga secara rutin.

Usia Anda sudah memasuki kepala empat, namun Anda seolah tampak 10 tahun lebih muda. Apa rahasianya?

Kiatnya adalah hidup sehat. Saya selalu menghindari gorengan dan rutin olahraga, setidaknya seminggu sekali sampai saat ini.

Kemudian pola pikir juga berpengaruh. Saya memandang hidup secara simpel. Saya menerima dan menjalani apapun yang saya hadapi. Saya anggap itu pemberian dari Tuhan di mana kita wajib untuk menjalani itu. Jadi dibawa happy saja.

Kalau dari segi perawatan, apa bentuk perawatan tubuh yang paling Anda senangi?

Dari dulu saya suka massage dan lulur. Kemudian perawatan lain seperti pencegahan selulit juga saya lakukan. Saya juga rutin melakukan facial.

Apa rencana ke depan yang hendak Anda kembangkan dalam waktu dekat?

Saya beserta partner yang lain berencana untuk mengembangkan bisnis spa Andaru ini menjadi sebuah franchise. Namun sebelum menuju ke sana, mungkin kami akan menjajaki sistem business opportunity dulu. Rencananya mulai tahun ini.

Model bisnisnya kan sudah ada. Nanti si investor dapat memilih, mau mengembangkan spa saja, atau sekalian beserta klinik kecantikannya. Si investor hanya perlu menyiapkan tempat dan peralatannya. Sedangkan untuk suplai material, pelatihan, dan sistem manajemennya tetap kita yang menyediakan.

Teks & Foto: Stephen Willy

*) Artikel ini dapat juga dibaca di laman Perempuan.com, 28 Mei 2014. Berikut tautannya:
http://fashionbeauty.perempuan.com/beauty/annie-savitri-sang-pelopor-kecantikan-alami/


Leave a comment