Whulandary Herman, “Kartini Modern” yang Berani Bermimpi

Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan.” – R.A. Kartini

Perjalanan hidup Whulandary Herman mungkin sedikit banyak mengingatkan kita akan kisah dongeng klasik yang dulu kerap kita baca saat masih kanak-kanak. Dari seorang gadis daerah yang dibesarkan tanpa ayah, ia bisa meraih mahkota Puteri Indonesia, menembus ajang Miss Universe, hingga kemudian menjelma menjadi model papan atas Tanah Air.

Namun Whulan bukanlah Cinderella yang nasibnya berubah dalam waktu semalam. Keberhasilan Whulan dalam mencapai titik seperti sekarang ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar serta perjuangan yang amat tidak mudah.

“Saya berpandangan bahwa hidup ini cuma sekali dan buatlah setiap detik selalu berarti.”

Satu hal yang bisa kita pelajari dari Whulan adalah kegigihannya dalam mengejar cita-cita. Sama halnya dengan sosok R.A. Kartini, gadis kelahiran Padang Panjang, 26 Juni 1988 ini berani untuk bermimpi dan bersedia untuk membayar harganya. Baginya takdir bukan hanya soal kesempatan, melainkan lebih kepada pilihan dan kemauan.

Selain disibukkan dengan aktivitasnya di dunia modeling, saat ini Whulan juga tengah melebarkan sayapnya dengan masuk ke dunia seni peran. Film perdananya yang berjudul ‘Bidadari Terakhir’ akan dirilis dalam waktu dekat. Selain itu, ia juga sedang menulis buku autobiografi yang bercerita tentang perjalanan hidup serta karirnya selama ini.

Sejauh mana usaha yang dilakukan Whulan lakukan dalam menggapai impiannya? Apa saja nilai-nilai yang bisa kita contoh dari seorang Whulan? Berikut wawancara eksklusif Perempuan.com bersama Whulandary.

Setahun belakangan karir kamu sebagai model terbilang amat bersinar. Selain berhasil terpilih sebagai face icon Jakarta Fashion Week tahun lalu, wajah kamu sekarang juga rajin menghiasi sampul depan berbagai majalah. Bagaimana kamu memandang pencapaian tersebut?

Menurut saya itu seperti miracle. Saya percaya itu keajaiban. Selepas mengemban tugas sebagai Puteri Indonesia, saya hanya ingin melangkah lebih maju. Prinsip saya ialah every step has to move forward. Saya harus bisa memberikan yang terbaik bagi segala sesuatu yang saya kerjakan. Jadi saya selalu berpikir akan apa yang harus saya lakukan selanjutnya. Dan syukurlah selepas menjadi Puteri Indonesia saya kini mempunyai kesibukan yang lebih banyak.

Adakah tekanan atau beban tersendiri dengan status role model yang sekarang kamu sandang?

Saya melihat tekanan itu dari segi positifnya. Tekanan itu menjadi pengingat bagi diri saya supaya tidak salah dalam melangkah atau bertutur kata. Saya menjadikan beban tersebut untuk memacu diri saya menjadi pribadi yang lebih baik.

Karena jika saya sedikit saja membuat kesalahan, maka orang bisa mengingat selamanya. Karir yang selama ini telah saya bangun akan dilupakan begitu saja. Jadi kesuksesan itu saya anggap sebagai benteng bagi diri saya untuk menjadi orang yang lebih baik lagi.

Saat di ajang Miss Universe 2013 lalu kamu sempat mengukir prestasi dengan menembus Top 16 dari 86 kontestan. Bisa kamu ceritakan strategi apa yang kamu gunakan saat itu?

Saya bukan tipe orang yang punya prinsip ‘menang syukur, kalah ya sudah’. Prinsip saya ialah saya harus menang di setiap kompetisi yang saya ikuti, apapun itu. Jadi saya tidak akan melakukannya setengah-setengah. Ikut ajang Miss Universe jelas menjadi tantangan tersendiri, baik bagi saya maupun bagi Puteri Indonesia lainnya. Itu tekanan berat. Kita dituntut untuk menyamai atau bahkan melebihi prestasi Artika Sari Devi (menembus 15 besar).

Dan syukurlah pada tahun itu Indonesia bisa bangun kembali. Banyak sekali pendukung kita yang semangat lagi mengikuti perkembangan beauty pageant. Saya rasa Tuhan membukakan jalan. Akhirnya semua mata bisa tertuju lagi pada Indonesia.

Persiapannya sendiri bagaimana?

Saya menyiapkan segala sesuatunya dengan sangat matang. Di malam saat saya terpilih sebagai Puteri Indonesia, saya sadar bahwa saya akan ke Miss Universe. Maka dari itu dari seminggu pertama saya sudah mulai memilih dan menyiapkan rancangan sepuluh dress yang akan dibawa. Saya sesuaikan bentuk dan warnanya dengan model rambut, make up, dan yang lainnya. Kemudian saya juga mempelajari dan mensurvei satu per satu saingan saya di ajang itu.

"Ada masa-masa up and down. Ada kalanya saya terjatuh. Tapi justru di momen-momen seperti itulah yang bisa membuat saya terbang lebih tinggi."
“Ada masa-masa up and down. Ada kalanya saya terjatuh. Tapi justru di momen-momen seperti itulah yang bisa membuat saya terbang lebih tinggi.”

Kalau dari pandangan kamu sendiri, perempuan yang cantik itu perempuan yang seperti apa?

Menurut saya perempuan yang cantik itu perempuan yang merasa nyaman, bahagia, dan bersyukur dengan apa yang ia miliki di dirinya tanpa membandingkan dengan yang lain. Semua orang terlahir dengan kecantikan dan keunikan yang berbeda. Tapi ketika seseorang merasa ‘kenapa rambutku lurus sementara rambutnya keriting’, kenapa ini dan kenapa itu, maka dia tidak akan pernah merasa cantik seumur hidupnya. Ini karena dia tidak merasa happy dengan apa yang sudah diberikan Tuhan.

Modal cantik itu adalah kepercayaan diri yang kuat dalam diri seorang perempuan. Kemudian antara cantik fisik dengan cantik jiwa itu mesti seimbang. Kadang kita melihat ada orang yang sepintas terlihat cantik namun ternyata hatinya tidak sepadan dengan kecantikan wajahnya. Kita bisa belajar dari sosok Artika Sari Devi. Kalau saya perhatikan, dia antara cantik wajah dengan cantik hatinya itu sama.

Kamu sempat memenangi ajang Lomba Pemilihan Model Indonesia di tahun 2002. Di sini terlihat bahwa sejak remaja kamu sudah aktif di dunia modeling. Apa sebenarnya yang membuat kamu begitu tertarik untuk berkarir di bidang ini?

Dulu orang berpikiran menjadi model tak lebih dari sekadar hobi. Namun bagi saya ini adalah pekerjaan saya yang sesungguhnya. This is my job and part of my soul. Oleh karena itu saya harus mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Kalau hanya dikerjakan setengah-setengah nanti hasilnya juga akan setengah-setengah.

Bagi saya pekerjaan ini menyenangkan. Kita berkesempatan untuk travelling dari tempat satu ke tempat lain dan bertemu dengan banyak orang setiap hari. Menjadi model kelihatannya gampang, namun kenyataannya tidak semudah yang dibayangkan. Kita juga dituntut untuk bisa melatih kesabaran dan komunikasi kita.

Namun saya sadar bahwa profesi model ada batasan waktunya. Jadi kita mesti berpikir ke depan, what can we do after. Maka dari itu sekarang saya sudah mulai berkiprah menjadi presenter, pembicara, dan bermain film. Saya juga mulai merintis clothing line saya sendiri dan usaha makanan bernama ‘Keripik Uni’.

Kabarnya kamu juga sedang mengerjakan proyek autobiografi. Seperti apa isi bukunya nanti?

Buku itu saya tulis bermula dari pengalaman saya selama menjadi Puteri Indonesia. Hampir di setiap daerah yang saya kunjungi, saya selalu mendapat pertanyaan tentang bagaimana cara saya bisa menjadi Puteri Indonesia dan seperti apa sejarah saya. Jadi saya ingin mengangkat tentang bagaimana anak daerah seperti saya bisa memiliki peluang yang sama dengan anak-anak yang lahir di kota besar.

Saya sebagai perempuan yang lahir dan besar di daerah mengalami shock culture saat merantau di Jakarta. Saya awalnya tidak terbiasa dengan gaya hidup orang Jakarta, gaya mereka bicara, dan ritme hidup mereka. Ritme kerja orang-orang di sini kan cepat, you slow you done.

Hal-hal seperti itu yang ingin saya bagi dengan teman-teman di daerah yang memiliki mimpi yang sama dengan saya. Saya yakin banyak perempuan Indonesia yang juga ingin menjadi Puteri Indonesia, berkarir, dan berkeinginan untuk melebihi prestasi saya.

Kapan buku itu akan dirilis?

Naskah bukunya sebenarnya sudah selesai ditulis. Namun ada beberapa hal lain yang belum rampung, seperti pemilihan judul dan cover. Di samping itu tiga bulan terakhir saya disibukkan dengan kegiatan syuting di Balikpapan. Jadi untuk sementara masih kita tahan dulu. Namun isi bukunya sendiri sudah jadi.

Sejak remaja kamu sudah merantau ke Jakarta. Sebagai anak perantauan, bagaimana cara kamu membangun kepercayaan diri atau self-esteem dalam mengejar karir kamu?

Itu semua butuh proses. Datang dari daerah ke Jakarta, pada saat itu saya berbahasa Indonesia saja tidak lancar. Ada masa-masa up and down. Ada kalanya saya terjatuh. Tapi justru di momen-momen seperti itulah yang bisa membuat saya terbang lebih tinggi.

Persaingan di dunia model sendiri sangat ketat, banyak orang yang cantik, banyak orang yang tinggi. Supaya survive, di sini kita harus berani berbeda. Kita harus memiliki keunikan. You have to be different.

Kemudian, penting untuk memiliki dan menetapkan target. Saya pun demikian. Dulu target saya sebagai model ialah muncul di cover majalah hingga menjadi penutup di fashion show. Bisa menjadi pembuka dan penutup di acara fashion show itu adalah sebuah kehormatan tersendiri bagi seorang model.

Di sela-sela kesibukan kamu bekerja, kamu juga menyempatkan diri untuk melakukan kegiatan sosial bersama Habitat for Humanity. Bisa kamu tentang ceritakan keterlibatan kamu di organisasi tersebut?

Di situ saya berperan sebagai relawan sekaligus ambassador-nya. Saya merasa ada kecocokan visi antara saya dengan lembaga ini. Habitat for Humanity fokus untuk membangun rumah yang layak huni bagi keluarga yang berpenghasilan rendah. Bagi saya rumah adalah sebuah fondasi jiwa seorang manusia.

"Supaya survive, di sini kita harus berani berbeda. Kita harus memiliki keunikan. You have to be different."
“Supaya survive, di sini kita harus berani berbeda. Kita harus memiliki keunikan. You have to be different.”

Kabarnya kamu berminat untuk terjun ke dunia politik? Benarkah demikian?

Benar. Waktu Pemilu tahun lalu sebenarnya saya sempat mendapat tawaran untuk menjadi calon legislatif dari salah satu partai politik. Saya sebenarnya tidak keberatan. Namun mama saya bilang bahwa jabatan tersebut sudah menyangkut hubungan antara saya, masyarakat, dan Tuhan. Beliau menanyakan apakah saya sudah benar-benar siap dengan tanggung jawab tersebut.

Saya sendiri tertarik untuk masuk ke bidang politik karena saya ingin hidup saya berarti bagi orang lain. Saya ingin memberikan kontribusi bagi kepentingan masyarakat banyak.

Apakah kamu tidak memiliki semacam beban sejarah tersendiri? Mengingat salah satu senior kamu di Puteri Indonesia (Angelina Sondakh) juga memutuskan untuk menjadi politisi namun sekarang ia malah mendekam di balik penjara.

Saya rasa itu menjadi tantangan bagi saya. Memang ada stigma di masyarakat bahwa artis tidak mempunyai kompetensi dan sekadar menjadi peramai saja di parlemen, atau memiliki motif untuk melakukan korupsi. Namun saya ingin memperlihatkan bahwa tidak semua orang memilih jalan yang sama. Saya ingin membuktikan bahwa semua orang berbeda dan memiliki tujuan yang berbeda pula.

Berarti tahun 2019 nanti kamu berminat untuk maju menjadi calon legislatif?

Kalau ada tawaran, mengapa tidak?

Siapakah sosok perempuan yang menjadi inspirasi bagi kamu?

Banyak perempuan yang menginspirasi saya. Namun yang paling utama adalah mama saya. Sedari kecil beliau membesarkan saya seorang diri. Ayah saya meninggal ketika saya dilahirkan. Jadi saya bisa melihat sosok perempuan pejuang di dalam dirinya.

Di sisi lain, inspirasi saya juga datang dari perempuan-perempuan lain yang saya lihat sehari-hari. Misalnya perempuan yang menjadi sopir taksi atau penjual makanan di pinggir jalan. Bagi saya mereka adalah perempuan tangguh. Saya melihat betapa kuatnya mereka mencari nafkah sembari menjaga dan membesarkan anak mereka. Itu menginspirasi saya untuk menjadi perempuan yang tangguh seperti mereka.

Bicara soal sosok perempuan pejuang, biasanya kita akan teringat dengan sosok R.A. Kartini. Apa makna Hari Kartini bagi kamu sendiri?

Hari Kartini adalah momen bagi para perempuan untuk belajar dan memutuskan apa yang ia inginkan di dalam kehidupannya. Kita bisa merefleksikan momen Hari Kartini untuk belajar menjadi perempuan tangguh yang bisa mempertahankan jati dirinya sebagai wanita seutuhnya tanpa menggantungkan hidupnya pada orang lain.

Terlepas dari situ, kita juga tidak boleh lupa akan kodrat kita sebagai seorang perempuan. Kita tetap harus sadar bahwa perempuan merupakan seorang ibu, di mana ia harus melahirkan, menyusui, dan membesarkan anak-anaknya.

Setelah banyak prestasi yang sudah diukir, adakah impian lain yang belum sempat kamu capai?

Sebenarnya saya punya banyak mimpi. Saya berpandangan bahwa hidup ini cuma sekali dan buatlah setiap detik selalu berarti. Apa yang saya lakukan haruslah bermakna. Sayang apabila kita harus membuang waktu dengan hal-hal yang tidak penting.

Saya ingin membangun sekolah Taman Kanak-kanak, menyelesaikan kuliah saya, membuat buku, menjadi penyanyi, banyak sekali sebenarnya yang masih ingin saya capai.

Adakah masukan yang bisa kamu berikan bagi pembaca, utamanya kaum perempuan, yang ingin mengembangkan karir dan mengejar cita-cita mereka?

Menurut saya, penting bagi kita untuk mengetahui dulu apa yang sebenarnya kita inginkan, atau ingin menjadi seperti apa kita nantinya. Ketika kita sudah tahu ke mana sebenarnya tujuan kita, kita akan tahu jalan apa yang bisa kita pilih.

Kadang ada orang yang masih meraba-raba, ingin ini dan ingin itu. Karena terlalu banyak keinginannya, ia jadi lupa akan jalan mana yang harus ia tempuh. Dan jangan lupakan pula bahwa kita harus mempunyai rasa percaya diri dalam menggapai tujuan kita tadi.

Teks: Stephen Willy
Foto: Stephen Willy, Dok. Jakarta Fashion Week

*) Artikel ini juga dapat dibaca di laman Perempuan.com, 21 April 2015. Berikut tautannya:
http://fashionbeauty.perempuan.com/beauty/whulandary-herman-kartini-modern-yang-berani-bermimpi/


Leave a comment